Kini, banyak di antara kita yang sibuk bukan dalam aktivitas ketaatan. Banyak pula yang membelanjakan hartanya di jalan yang tak disyariatkan.. Sebagiannya ada yang menghabiskan waktunya sekadar untuk bersantai, bermain dan perbuatan yang sia-siaan. Yang lain lagi tenggelam dalam membaca buku-buku picisan, majalah-majalah tak berguna, tabloid tak bermutu, menonton televisi atau habis untuk berselancar di internet.. Duhai, sang waktu perbendaharaan yang berharga hilang sia-sia tak ada gunanya.
Mayoritas manusia menghabiskan waktunya untuk hal yang tak berguna, dan menghancurkan detik demi detik kesempatan bukan untuk beribadah pada Allah. Anda akan mendapatkan di antara mereka memiliki semangat materialistis yang berkobar hingga merenggut harta, waktu dan aktivitasnya bahkan merenggut agamanya. Bukankah semestinya beragam nikmat agung yang dikaruniakan Allah kita manfaatkan untuk ketaatan pada-Nya dan pergunakan untuk beribadah pada-Nya? Termasuk di antaranya berjuang untuk Islam, mendakwahkan agama Allah.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz, seorang ulama kenamaan, memandang bahwa berdakwah di jalan Allah hukumnya menjadi fardhu ‘ain (wajib perkepala) ketika terjadi perubahan kondisi. Karena asalnya hukum berdakwah hanyalah fardhu kifayah. Beliau mengatakan, “Di saat jumlah para da’I begitu minim, di kala kemungkaran banyak bertebaran dan ketika kejahilan merajalela seperti kondisi di hari ini, maka berdakwah hukumnya menjadi wajib ‘ain bagi setiap orang sesuai kemampuan masing-masing”(ad dakwatu illallah wama yanbaghi an yatahalla bihi adduat)
Sumber: kaifa akhdamul Islam karya Syaikh Abdul Malik Qasim
0 komentar: