Kata Salaf secara bahasa bermakna orang yang telah terdahulu dalam ilmu, iman, keutamaan dan kebaikan.
Berkata Ibnul Mandzur (lisanul Arab 9/159): Salaf juga berarti orang-orang yang mendahului kamu dari nenek moyang, orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan denganmu dan memiliki umur lebih serta keutamaan yang lebih banyak. Oleh karena itu, generasi pertama dari Tabiin dinamakan As-Salafush Shalih.
Saya berkata: dan dengan makna ini adalah perkataan Rosululloh kepada putrinya Fathimah:
“Sesungguhnya sebaik-baik pendahlu (Salaf) bagimu adalah aku” (HSR Muslim No. 2450)
Dan diriwayatkan dari Beliau bahwa beliau berkata kepada putri beliau Zainab ketika dia meninggal:
“Susullah Salaf shalih (pendahulu kita yang sholeh) kita Utsman bin Madz’un” (HSR Ahmad 1/237-238 dan Ibnu Saad dalam Thobaqaat 8/37 dan dishohihkan Ahmad syakir dalam Syarah Musnad No. 3103, akan tetapi dimasukkan oleh Al Albany dalam Silsilah Dhoifah no. 1715)
Adapun secara istilah, maka dia adalah sifat pasti yang khusus untuk para shahabat ketika dimutlakkan dan yang selain mereka diikutsertakan karena mengikuti mereka.
Al Qalsyaany berkata dalam Tahrirul Maqaalah min Syarhir Risaalah (Q 36): As Salaf Ash Shalih adalah generasi pertama yang mendalam ilmunya lagi mengikuti petunjuk Rosululloh dan menjaga sunnahnya. Alloh telah memilih mereka untuk menegakkan agamaNya dan meridhoi mereka sebagaimana sebagai imam-imam umat. Mereka telah benar-benar berjihad di jalan Alloh dan menghabiskan umurnya untuk memberikan nasihat dan manfaat kepada umat, serta mengorbankan dirinya untuk mencari keridhoanNya.
Sungguh Alloh telah memuji mereka dalam kitabNya dengan firmanNya:
“Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS Al Fath: 29)
Adapun dari sisi periodisasi (perkembangan zaman), maka dia dipergunakan untuk menunjukkan generasi terbaik dan yang paling benar untuk dicontoh dan diikuti, yaitu tiga generasi pertama yang telah dipersaksikan dari lisan sebaik-baiknya manusia Muhammad Sholollohu ‘alaihi was salam bahwa mereka memiliki keutamaan dengan sabdanya:
“Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya, kemudian generasi sesudanya lagi kemudian datang kaum yang syahadah (persaksiannya-pen.) salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului syahadahnya (persaksiannya-pen.).” (Mutawatir sebagaimana telah ditegaskan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Al Ishobah 1/12 dan Muanawiy dalam Faidhul Qadir 3/478 serta disetujui oleh Al Kataaniy dalam kitab Nadzmul Mutanatsil hal. 127)
Akan tetapi periodisasi ini kurang sempurna untuk membatasi pengertian Salaf ketika kita lihat banyak dari kelompok-kelompok sesat telah muncul pada zaman-zaman tersebut, oleh karena itu keberadaan seseorang pada zaman tersebut tidaklah cukup untuk menghukum keberadaannya di atas manhaj Salaf kalau tidak sesuai dengan para Shahabat dalam memahami Al Kitab dan As Sunah. Oleh karena itu para Ulama mengaitkan istilah ini dengan As Salaf Ash Shalih.
Dengan ini jelaslah bahwa istilah Salaf ketika dipakai tidaklah melihat kepada dahulunya zaman akan tetapi melihat kepada para shahabat Nabi dan yang mengikuti mereka dengan baik. Dan di atas tinjauan inilah dipakai istilah Salaf yaitu dipakai untuk orang yang menjaga keselamatan aqidah dan manhaj di atas pemahaman Rosululloh dan para Shahabatnya sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan.
Adapun Salafiyah adalah nisbat kepada Salaf dan ini adalah penisbatan terpuji kepada manhaj yang benar dan bukanlah madzhab baru yang dibuat-buat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh berkata dalam Majmu’ Fatawa 4/149: tidak ada celanya atas orang yang menampakkan manhaj Salaf, menisbatkan kepadanya dan bangga dengannya, -bahkan pernyataan itu wajib diterima menurut kesepakatan Ulama, karena madzhab Salaf tidak lain adalah kebenaran itu sendiri.
Kesimpulan: Salafiyah adalah Islam yang murni (bersih) secara sempurna dan menyeluruh baik kitab maupun sunnah dari pengaruh-pengaruh endapan peradaban lama dan warisan kelompok-kelompok sesat yang beraneka ragam sesuai dengan pemahaman Salaf yang telah dipuji oleh nash-nash Al Kitab dan As Sunnah.
Blog archive
-
▼
2010
(30)
-
▼
Agustus
(9)
- APA HUKUMNYA MENCIUM MUSHAF AL-QUR'AN YANG SERING ...
- Salaf dan Salafiyah Secara Bahasa, Istilah dan Per...
- Kutunggu Pinanganmu
- Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orang tua
- Mengenal Imam Muslim
- Benarkah Cinta Nabi Dengan Maulidan..?
- Biography Imam Ahmad Bin Hanbal
- Imam As-Syafi’i
- Biografi Ringkas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
-
▼
Agustus
(9)
Top Menu
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Labels
Blogroll
Labels
Blogger news
Diberdayakan oleh Blogger.
Blog Archive
-
▼
2010
(30)
-
▼
Agustus
(9)
- APA HUKUMNYA MENCIUM MUSHAF AL-QUR'AN YANG SERING ...
- Salaf dan Salafiyah Secara Bahasa, Istilah dan Per...
- Kutunggu Pinanganmu
- Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orang tua
- Mengenal Imam Muslim
- Benarkah Cinta Nabi Dengan Maulidan..?
- Biography Imam Ahmad Bin Hanbal
- Imam As-Syafi’i
- Biografi Ringkas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
-
▼
Agustus
(9)
0 komentar: