Awas, Syi’ah Mengancam Kita!


Segala puji hanyalah milik Allah Ta’ala.Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, juga kepada keluarga beliau, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Wa ba’du :
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, sesungguhnya bahaya syi’ah bagi kaum muslimin sangatlah nyata.Contoh paling nyata ada di zaman ini, bagaimana saudara-saudara kita di Suriah sedang ditimpa cobaan karena berkuasanya seorang presiden syi’ah, Bashar Al Assad.Al Assad bersama bala tentaranya membantai kaum muslimin di Suriah, membunuhi wanita dan anak-anak, dan memaksa mereka bersujud kepada dirinya.
Hal ini tidaklah samar bagi kaum muslimin yang memiliki perhatian terhadap kondisi saudara-saudaranya di Suriah. Oleh karena itu, dalam rangka memperingatkan kaum muslimin akan bahaya syi’ah –di Indonesia khususnya-, kami ketengahkan kehadapan pembaca bagaimana perbedaan nyata antara kaum muslimin dengan syi’ah serta hitamnya rekam jejak mereka dalam sejarah dunia Islam dari beberapa sumber.
Pembahasan I : Pokok Aqidah Syi’ah yang Dinukil dari Kitab Mereka Sendiri
Al Qur’an milik syi’ah
Dalam kitab Al Kafi –yang bisa dikatakan “Shahih Bukhari”-nya orang syi’ah- karya Al Kulaini, dinukil riwayat bahwa syi’ah memiliki Al Qur’an yang berbeda, “Dari Abu Bashir, ia menuturkan : ‘Aku pernah masuk menemui Abu Abdillah (Ja’far Ash Shadiq), ia berkata, “Dan sesungguhnya kami memiliki mush-haf fathimah ‘alaihas salaam”. Aku bertanya, “Apa mush-haf fathimah itu?”.Ia menjawab, “Mush-haf seperti Al Qur’an kalian itu. Tiga kali lipat (tebalnya).Sungguh, demi Allah, tidak ada di dalamnya satu huruf pun dari Al Qur’an kalian!”(Al Kafi, hal. 57 edisi 1278 H di Iran)


 Abu Bakar dan ‘Umar di sisi syi’ah
Syi’ah menyebut Abu Bakar dan ‘Umar dengan sebutan “dua berhala Quraisy” dalam do’a mereka.Dalam kitab mereka yang berjudul Mafatihul Jinan halaman 114, bunyi do’a tersebut adalah, “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Dan kutuklah dua berhala, dua sesembahan, dan dua tukang sihir Quraisy (yakni Abu Bakar Ash Shiddiq dan ‘Umar bin Khaththab), dan kedua anak wanita mereka berdua…”.Yang mereka maksud dengan dua anak wanita mereka berdua adalah Ummul Mukminin ‘Aisyah dan Ummul Mukminin Hafshah –semoga Allah meridhai mereka dan seluruh sahabat.
Hari terbunuhnya ‘Umar Al Faruq adalah hari raya
Ali bin Muzhahir –salah seorang tokoh mereka- meriwayatkan dari Ahmad bin Ishaq Al Kummi –syaikh dan pemuka-nya orang syi’ah- bahwa hari pembunuhan ‘Umar bin Al Khaththab adalah hari raya (‘ied) terbesar, hari pengagungan dan hari keberkahan.
Bahkan pembunuh ‘Umar, Abu Lu’lu’ah Al Majusi, dijuluki sebagai “Baba syuja’uddin” (Bapak pemberani).
Taqiyyah, senjatanya orang syi’ah
Itulah segelintir aqidah yang diyakini orang syi’ah.Sangat terlihat jelas perbedaan mereka dengan kaum muslimin.Mungkin fakta di atas sia-sia belaka bagi orang yang termakan tipuan orang syi’ah karena mungkin saja orang syi’ah tidak mau mengaku kalau mereka punya aqidah seperti ini.Tapi justru kebohongan dan kemunafikan ini adalah bagian dari aqidah syi’ah yang mereka sebut sebagai taqiyyah.
Dalam kitab Al Ushul minal Kafi bab At Taqiyyah jilid II halaman 219, disebutkan bahwa imam ke-5 mereka, Muhammad Al Baqir, meriwayatkan suatu hadits –menurut mereka- yang bunyinya, “Taqiyyah adalah kebiasaanku dan kebiasaan bapak-bapakku. Dan tidak beriman orang yang tidak bertaqiyyah!”
Maka janganlah tertipu wahai kaum muslimin!!

 Pembahasan II : Lembar Hitam Syi’ah dalam Sejarah Dunia Islam
Jatuhnya Kota Baghdad
Pada tahun 656 H, Hulagu Khan (Raja Tatar) berhasil menguasai kota Baghdad yang saat itu menjadi pusat peradaban Islam di bawah kekuasaan Bani Abbasiyyah. Keberhasilan invansi Tatar ini tidak lepas dari peran 2 orang Syi’ah, yaituMu`yyiduddin Muhammad Ibnul Alqamy (menteri khalifah Mu’tashim –khalifah pada masa itu-) dan  Nashirudin Ath Thusi (penasehat Hulagu).
Ibnul Alqamy mengusulkan kepada khalifah untuk mengurangi jumlah pasukan dengan alasan untuk menghemat biaya.Hal itu pun diikuti oleh khalifah.Padahal itu ialah taktik untuk melemahkan kekuatan pasukan.Hingga akhirnya jumlah pasukan yang semula 100.000 menjadi hanya 10.000.
Selain itu, Ibnu Alqamy juga memberi motivasi kepada Hulaguuntuk menguasai Baghdad. Itu semua ia lakukan demi memberantas sunnah, menampakkan bid’ah rafidhah, dan mengganti kekuasaan dari Bani Abbasiyyah kepada Alawiyyah.
Pasukan Hulagu pun kemudian bergerak menuju Baghdad dan berhasil menguasai sebagian wilayah Bagdad.Mereka membunuh para ahli fiqih dan tokoh Islam pada masa itu, salah satunya adalah Muhyiddin Ibnul Jauzi.Lalu, pembantaian berlanjut kepada seluruh penduduk Bagdad. Tidak ada yang tersisa dari penduduk kotaBagdad kecuali yang bersembunyi, (termasuk khalifah Muktashim sendiri ikut dibunuh). Pembantaian tersebut berlangsung selama 40 hari dengan korban tewas mencapai satu jutaorang.
Selain peran Ibnul Alqami, peristiwa ini juga tidak lepas dari peran seorang Syi’ah lainnya bernama Nashirudin At Thushi, penasehat Hulagu yang dari jauh-jauh hari telah mempengaruhi Hulagu untuk menguasai kota Bagdad. [Lihat Al Bidayah wa Al Nihayah, vol. 13, hal. 192, 234 – 237, Al-Nujuum Al Zaahirah fii Muluuk Mishr wa Al Qahirah, vol. 2, hal. 259 – 260]

 Syi’ah Qaramithah
Al Hafidz Ibnu Katsir dalam (Al Bidayah wa Al Nihayah, vol. 11, hal. 149) menceritakan, di antara peristiwa pada tahun 312 H bulan Muharram, Abu Thahir Al Husain bin Abu Sa’id Al Janabi –semoga Allah melaknatnya- menyerang (merampok dan membunuh) para jemaah haji yang tengah dalam perjalanan pulang dari baitullah dan telah menunaikan kewajiban haji.
Ibnu Katsir juga menceritakan pada tahun 317 H, orang-orang Syi’ah Qaramithah telah mencuri hajar aswad dari baitullah.Orang-orang Qaramithah terus membunuhi orang-orang.Setelah selesai, orang-orang Qaramithah membuang para korban di sumur zamzam dan tempat-tempat di masjidil haram.
Qubbah zamzam dihancurkan, pintu kabah dicopot dan kiswahnya dilepaskan kemudian dirobek-robek.Selama 22 tahun hajar aswad bersama mereka hingga akhirnya mereka kembalikan pada tahun 339 H.

Daulah Shafawiyyah (Cikal Bakal Syi’ah di Iran)
Dahulu, hampir 90% penduduk Iran menganut akidah ahli sunnah bermadzhab Syafi’i. Hingga pada abad ke-10 H tegaklah daulah Shafawiyyah dibawah kepemimpinan Isma’il Ash-Shafawi.Ia pun kemudian mengumumkan bahwa ideologi negara adalah Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyriyyah, serta memaksa para warga untuk juga menganutnya.
Ia sangat terkenal sebagai pemimpin yang bengis dan kejam. Sejarah mencatat, ia telah membunuh sekitar satu juta muslim ahli sunnah, merampas harta, menodai kehormatan, memperbudak wanita mereka dan memaksa para khatib ahli sunnah untuk mencela para khalifah rasyidin yang tiga (Abu Bakar, Umar dan Utsman –semoga Allah meridhai mereka) serta untuk mengkultuskan para imam 12.
Tidak hanya itu, ia juga memerintahkan untuk membongkar kuburan ulama kaum muslimin dari kalangan ahli sunnah dan membakar tulang belulangnya
Iatelah membunuh puluhan ribu ahli sunnah. Hingga ia pun berhasil menyerang Baghdad dan menguasainya [dinukil dari Tuhfatul Azhar wa Zallaatu al Anhar, Ibnu Syaqdim As-Syi’i via al Masyru’ al Irani al Shafawi al Farisi, hal. 20 -21]

Suriah kini
Dan yang paling terbaru adalah apa yang terjadi di Suriah saat ini. Seorang presiden syi’ah, Bashar Al Assad, dengan sokongan negri syi’ah, Iran, dan kelompok Hizbullah pimpinan Hasan Nasrullah, membantai warganya sendiri, ahlus sunnah Suriah. Mereka membunuh anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia, serta memperkosa, mengebom rumah sakit, dan lainnya. Begitulah syi’ah.Sepanjang zaman selalu membuat sejarah hitam kelam.Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin di Indonesia berhati-hati dengan tipu daya syi’ah. Seandainya syi’ah dibiarkan berkembang di negri ini, tidaklah mustahil Indoesia akan menjadi Suriah selanjutnya. Semoga Allah menyelamatkan kita dan seluruh kaum muslimin di dunia dari kejahatan syi’ah dan bala tentaranya.
Diringkas dari :
“Mungkinkah Sunni & Syi’ah Bersatu?” karya Syaikh Muhibbudin Al Khatib, cet. Pustaka Muslim
http://muslim.or.id/sejarah-islam/potret-kejahatan-syiah-dalam-sejarah.html